Munculnya ancaman boikot Liga Indonesia dari beberapa klub, menimbulkan pertanyaan lain. Bagaimana nasib klub-klub yang bakal berlaga di kompetisi Asia seandainya Indonesia dijatuhi sanksi AFC?
"Siapa takut. Dari zaman sanksi FIFA aja kita nggak takut. Apalagi cuma ini," seru General Manager Persisam Harbiansyah, Kamis (13/10/2011) malam WIB, dalam acara managers meeting di Hotel Ambhara, Kebayoran, Jakarta. Ia berbicara dengan mewakili 14 klub yang mengancam menggelar liga tandingan jika pengelolaan liga tidak dikembalikan ke PT Liga Indonesia.
Selain berencana melakukan boikot, kelompok 14 klub itu juga tidak setuju jika kompetisi bergulir pada 15 Oktober. Alasannya masih banyak regulasi yang belum diselesaikan, salah satunya soal regulasi dan pengesahan nama-nama pemain.
"Exco belum memutuskan regulasi pemain sampai detik ini untuk liga yang tanggal 15 Oktober," aku anggota Komite Eksekutif PSSI, La Nyalla Mattaliti.
Jika liga telat bergulir dari deadline yang sudah ditetapkan AFC, yakni pada tanggal 15 Oktober itu, maka sanksi pun membayangi. Namun, menurut Djoko Driyono, sanksi itu tak akan langsung dijatuhi begitu saja.
"Segala keputusan mengenai status liga-liga baru akan diputuskan pada 22 November mendatang pada kongres di Kuala Lumpur. Tentu saja ini bisa dibicarakan dengan AFC," ujar pria yang pernah menjabat CEO PT Liga Indonesia itu. Djoko sendiri kini merupakan anggota Komite Ad-hoc Pro League AFC.
Sementara itu, Director of Competition AFC Tokuaki Suzuki mengaku enggan untuk membahas soal tersebut saat ini.
"Kita harus memisahkan soal masalah domestik dengan Liga Champions Asia. Kami datang ke Indonesia untuk melakukan verifikasi. Jadi, ini tak bisa dibicarakan di sini," ucapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar